Kamis, 29 Maret 2012

Prosa baru

Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:
1.                  Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
a.     Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
b.     Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
c.     Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
d.     Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
e.     Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.

2.      Novel

Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus, Di Bawah Lindungan Ka’ban oleh Hamka, Ayat-Ayat Cinta oleh Habiburrahman El Shirazy.

3.    Cerpen

Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis, Warisan oleh Wawan Mattaliu, Filosofi Kopi oleh DEE/Dewi Lestari, T[w]ITIT! Oleh Djenar Maesa Ayu.  Di Ufuk Barat Sana oleh Indra Anwar.
Contoh Cerpen:
DI UFUK BARAT SANA
…………………………………………………………………………………………………
Pelangi itu menawarkan warna yang indah, sejenak memberiku arti dari wacana yang menyatakan
Andi, seddi elo kuparinggerakki, Tania doi ditiwi rewe lao puang Allah ’ta’ala”, (Bukan harta yang kita bawa mati, menghadap ke Allah SWT)”
 “Tania jabatan ditiwi lao lisu dipunna lino” (Bukan jabatan yang kita bawa menghadap ke Sang Pemilik Bumi)
Tapi iyaro ditiwi ede iyamiro ammalang.”.(Tapi, yang di bawa ke hadapan Allah SWT adalah amal jariyah ketika kita setelah meninggal.
Harta dan tahta yang selama ini ku dapati tidak membuatku bahagia, karena sang lelaki yang ku inginkan sebagai pendampingku kelak menjadi milik orang lain karena keegoanku dengan segala bentuk keduniawian, sehingga tak pernah ku lihat berapa tangis anak piatu yang telah ku sia-siakan, berapa luka hati yang telah ku torehkan dalam hati anak yatim, berapa duka yang telah ku sematkan di dada rakyat jelata sehingga aku mendapatkan gemilang harta, tapi ku sadari bukan itu ternyata membuatku bahagia, kebahagianku telah ku lelang dengan rupiah.
Terik matahari, perlahan tenggelam, rembulan pun beranjak sedetik demi detik, namun  Laila masih pada tempatnya, menatapi ruang kemahakuasaan Allah SWT, lukisan yang dilukis oleh sang pencipta tak ada yang mampu menyayangi pelukis duniawi.
Sendiri menatap ruang malam dengan cahaya lampu yang sedari tadi kerlap-kerlip dengan ditemani sebatang lilin, ku teringat dengan beberapa kalimat yang telah kulontarkan dengan gamblangnya kepada Ardi.
“Aku lebih leluasa dengan apa yang ku miliki, bahkan aku bisa menatap bumi di atas bulan, aku bisa membeli apa yang ku inginkan dan aku mampu mendapatkan apa yang kuinginkan”.
Kalimat ini pernah kulontarkan di hadapan Ardi, akan tetapi, sejak kepergian Ardi, aku merasa hidup bagaikan tak bermakna padahal aku lebih leluasa jika ingin memiliki apa yang ku inginkan tetapi aku tak mampu membeli kebahagian, aku tak mampu mendapatkannya walau secuil, laki-laki yang selalu menginginkan aku dengan impian sebagai pendamping hidupku bukan karena cinta, tetapi melaingkan karena harta yang kumiliki selama ini.
Tetas air mata membasahi pelipis hingga baju yang bermerek itu, sampai harganya bisa membuat sang anak jelata 5 bulan untuk makan, itupun sudah makan 3 kali sehari. Beberapa wejangan yang pernah dilontarkan Ardi tak pernah kuterima dengan baik, tak pernah ku analisa dengan baik hingga ia lebih memilih mundur dari kehidupanku daripada mempertahankan aku sebagai perempuan penutup masa lajangnya.
…………………………………………………………………………………………..
                                                                       Karya: Indra Anwar
                                                                       Dikutip pada http://indra-anwar.blogspot.com

4.    Riwayat

Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.

5.    Kritik

Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.

6.    Resensi

Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.

7.    Esai

Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.

Daftar Bacaan:
anisdwi92. 2011. KUMPULAN PUISI DAN CERPEN | Prosa Lama dan Prosa Baru, anis_dwi@webmail.umm.ac.id
Indra Anwar, 2011. Di Ufuk Barat Sana http://indra-anwar.blogspot.com/2011/11/di-ufuk-barat-sana.html, dikutp on line pada tanggal 30 Maret 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Prosa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar