Minggu, 25 Maret 2012

Prosa lama dan ciri prosa lama


Prosa dan ciri prosa lama 
 Prosa Lama
Menurut anisdwi92 (2011: 1) menyatakan bahwa prosa lama mempunyai bentuk-bentuk sebagai berikut:
1    Hikayat, bentuk  sastra lama yang berisi cerita kehidupan para dewa, peri, pangeran atau putri kerajaan, serta raja-raja yang mempunyai kehidupan luar biasa dan gaib.
2   Sejarah atau tiambo, salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah yang pernah terjadi.
3    Dongeng. bentuk sastra lama yang bercerita tentang sesuatu kejadian yang luar biasa dan penuh khavalan, tentang dewa-dewa, peri-peri, putri-putri cantik, dan sebagainya. Fungsi dongeng haruslah sebagai penghibur. Oleh karena itu, dongeng disebut juga cerita pelipur lara.

Ciri prosa lama
Ciri prosa lama seperti dikutip pada Eunike Triviani,  yaitu:
1. Statis
Kalau kita baca Sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Si Miskin, Hikayat Bangsawan, dan prosa lama yang lain, bentuknya selalu sama, pola-pola kalimatnya sama, malahan banyak kalimat dan ungkapan sama betul, tema ceritanya pun sama.
2. Diferensiasi sedikit
Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan unsur-unsur yang sama karena perhubungan beberapa unsur kuat sekali.
3. Tradisional
Prosa lama memiliki pola-pola bentuk yang dijadikan transisi. Kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan yang sama terdapat dalam cerita-cerita yang berlainan, bahkan di dalam satu cerita juga sering diulang-ulang.
4. Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat
Kebanyakan hasil sastra dalam kesusastraan lama tidak diketahui siapa pengarangnya. Kalau dicantumkan suatu nama, itu hanya nama penyadur dan bukan nama pengarang yang sebenarnya. Sebab cerita lama itu hidup di tengah-tengah masyarakat yang diceritakan secara turun-temurun.
5. Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun
Sejarah menurut pengertian lama adalah karangan tentang asal usul raja dan kaum bangsawan dan kejadian-kejadian yang penting, tanpa memperhatikan perurutan waktu dan kejadian-kejadiannya (tidak kronologis). Nama-nama tempat terjadinya perisitiwa juga tidak jelas.
6. Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional
·       Banyak memakai kata penghubung yang menyatakan urutan peristiwa, misalnya: harta, syahdan, maka, arkian, sebermula, dan lalu.
·       Banyak memakai bentuk yang tetap sehingga terdapat banyak pengulangan kata, misalnya: Kata sahibul hikayat, ada sebuah negeri di tanah Andalas Palembang namanya, Demang Lebar Daun nama rajanya, asalnya daripada anak cucu Raja Sulan, Muara Tatang nama sungainya. (dari Sejarah Melayu)
·       Banyak memakai bentuk partikel pun dan lah
·       Banyak memakai kalimat inversi, misalnya: Syahdan maka bertemulah rakyat Siam dengan rakyat Keling, lalu berperang. Lalu diceritakanlah segala kelakuan tuan putri dengan nahkoda itu.
7. Pokok Cerita
Selalu raja-raja dengan istananya, pemerintahannya, orang bawahannya, dan lain-lain. Tidak pernah menceritakan orang kebanyakan, kalaupun ada, yang diceritakan adalah orang kebanyakan yang luar biasa. Misalnya, orang yang sangat dungu atau yang sangat cerdik dan orang yang selalu malang.
 Sumber Pustaka:
anisdwi92. 2011. KUMPULAN PUISI DAN CERPEN | Prosa Lama dan Prosa Baru, anis_dwi@webmail.umm.ac.id
Triviani, Eunike. 2010. Ciri-Ciri Prosa Lama http://www.alivenotdead.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar