Jumat, 24 Februari 2012

Karakter Tanggung Jawab dalam pembelajaran

Pendidikan karakter dalam pembelajaran saat ini didengung-dengungkan oleh para aktivis pendidikan, karakter ini diintegrasikan dalam mata pelajaran manapun, pengintegrasian karakter ini masih dalam perdebatan ada yang mengatakan karakter disimpan pada tujuan pembelajaran, adapula mengatakan pada kegiatan pembelajaran ada pula yang menyatakan simpan pada penilaian dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, tetapi kalau menurut logika maka seyogyanya karakter ini ditempatkan pada kegiatan pembelajaran karena pada saat itu juga terjadi proses pembelajaran. Karakter dalam pendidikan pada Rencana pelaksanaan pengajaran ditempatkan pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir serta pada penilaian proses pembelajaran untuk mengukur apakah karakter ini terealisasi pada proses pembelajaran atau tidak.  
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:682) Karakter adalah tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yg membedakan seseorang dng yg lain; watak, sedangkan  Said Hamid Hasan, dkk (2010: 3) pengertian Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain.
Pada proses pembelajaran sudah menjadi keharusan bagi seorang pendidik memberikan tugas rumah kepada peserta didik sehingga pada saat dirumah peserta didik kembali membuka pelajaran yang pernah mereka pelajari. Akan tetapi, realitasnya pekerjaan rumah ini terkadang menjadi pekerjaan sekolah dalam artian peserta didik kadang mengerjakan tugasnya disekolah bersama teman-temannya, kadang pula mereka tidak mengerjakan dengan alasan lupa. Hal ini lah yang menjadi persoalan yang didapatkan oleh seorang pendidik dan dianggap karakter tanggung jawab seorang peserta didik terhadap tugas yang diberikan kurang.
  
Karakter tanggung jawab pada pemberian tugas
Peserta didik menganggap bahwa mereka tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan karena beberapa hal yaitu:
1.    Membantu orang tua dalam mengerjakan tugas-tugas rutin, seperti membajak sawah, mencuci piring, berkebun dll
2.    Peserta didik kadang lupa mengerjakan tugas yang diberikan oleh orang tuanya karena kecapaian pada pasca membantu orang tua
3.    Peserta didik menganggap bahwa di sekolah lebih enjoi mengerjakan karena mereka berinteraksi dengan temannya
4.    Lupa
5.    Alasan yang klasik juga diberikan oleh seorang peserta didik yaitu alasan malas membuka kembali pelajaran
Argumentasi siswa di atas menjadi catatan khusus oleh seorang pendidik untuk dikaji sehingga seorang siswa bertanggung jawan terhadap tugas yang diberikan oleh seorang pendidik.

Karakter Tanggung Jawab
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb), Said Hamid Hasan, dkk (2010: 10) menyatakan bahwa deskripsi tanggung jawab adalah Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Indikator Sekolah dalam karakter tanggung jawab
1.    Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.
2.    Melakukan tugas tanpa disuruh.
3.    Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat.
4.    Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.

Indikator Kelas dalam karakter tanggung jawab
1.    Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
2.    Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.
3.    Mengajukan usul pemecahan masalah

Solusi impelemntasi karakter tanggung jawab pada pemberian tugas :
Kesadaran seorang peserta didik harus digugah bahwa mereka mesti bertanggung jawab dalam setiap hal termasuk ketika diberikan tugas rumah, maka mereka harus mengerjakannya tanpa alasan apapun.
Salah satu yang mesti dilakukan oleh seorang pendidik dalam menghadapi kasus ini adalah strategi dan metode yang mesti dirubah. Pemberian reward kepada peserta didik yang mengerjakan dan memberikan punishment kepada peserta didik yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, serta pemberian nilai yang dibedakan antara yang mengerjakan dirumah dan yang tidak mengerjakan dirumah sehingga peserta didik merasa bertanggung jawab dalam pekmberian tugas rumah tersebut dan agar peserta didik yang mengerjakan merasakan keadilan.Huallahualam

Sumber bacaan:
Tim Penyusun KBBI, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Hamid Hasan, Said, 2010. Baham Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajraan Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa  Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan pengembangan Pusat Kurikulum 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar