Kamis, 23 Februari 2012

Pembelajaran sastra di sekolah lanjutan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengamanahkan bahwa Satminikal berhak mengelolah kurikulum sesuai dengan kebutuhan sekolah tersebut. Berarti Pembelajaran sastra di sekolah lanjutan baik tingkat SMP/MTs & Tingkat SMA/MA berhak dikratifkan oleh seorang guru agar siswa tidak berada pada posisi mengapresiasi semata tetapi juga diarahkan bagaimana menciptakan karya-karya yang fundamental.
Karya sastra menjadi obyek publik untuk dikomsumsi pada saat waktu senggang dan dapat dinikmati dalam keadaan di mana saja dan siapa saja.  Sastra merupakan ciptaan manusia yang memiliki ciri yang khas karena penyair berhak ingin menjadi apa saja dalam karyanya. Sastra merupakan kegiatan kreatif yang dihasilkan oleh seorang seniman dalam bentuk karya sastra yang fundamental, baik itu dalam bentuk prosa, drama dan puisi sehingga penikmat atau pengapresiasi mampu membedakan jenis dan karekteristrik karya itu sendiri.
 Muslimat (2008:7) menyatakan bahwa karya sastra sebagai pengembang amanat sosial sudah seharusnya diarahkan pada keberfungsian untuk memberikan pengaruh positif terhadap cara orang berpikir mengenai baik atau buruk, mengenai salah atau benar dan mengenai cara hidup sendiri dan cara hidup secara masyarakat kolektif.
Rosenblat (Muslima,:2008: 7) mengemukakan tujuan utama pengajaran sastra dijabarkan dalam beberapa hal yaitu :
a).   Memfokuskan siswa pada pemilikan gagasan-gagasan dan perhatian yang lebih besar terhadap masalah kemanusiaan dalam bentuk ekspresi yang mencerminkan kemanusiaan.
b).   Membawa siswa pada kesadaran dan peneguhan sikap yang lebih terbuka terhadap moral, keyakinan, pemilikan perasaan bersalah dan penemuan sejumlah nilai yang memerlukan pemahamannya.
c).   Mengajak siswa untuk mempertanyakan isyu yang sangat berkaitan dengan perilaku personal
d).   Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperjelas dan memperdalam pengertian-pengertiannya tentang keyakinan-keyakinan, perasaan-perasaan dan perilaku kemanusiaan
e).   Membantu siswa lebih mengenal dirinya yang lebih cerdas dan penuh pertimbangan.
Pencapaian tujuan ini diharapkan menciptakan manusia-manusia yang dapat bersikap lebih manusiawi di dalam merespon setiap kenyataan yang dihadapinya dan seorang guru juga memerlukan strategi pembelajaran yang efektif.
Pada proses pembelajaran sastra ditingkat lanjutan seorang pendidik secara pasti harus memilih strategi pembelajaran sastra yang tepat sesuai dengan genre sastra yang analisisnya  agar dapat dipahami oleh siswa dan sesuai dengan karakter siswa yang dihadapinya. Selain itu, seoarang peserta didik mata pelajaran bahasa Indonesia juga perlu menyadari tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia dan sastra, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman sastra. pengalaman yang dimaksud adalah suatu kegiatan apresasi sastra baik puisi, prosa dan drama, kegiatan menulis puisi bebas, prosa, drama dan mengubah drama menjadi cerpen dan sebaliknya, mengkaji sastra puisi, menganalisis strukutur batin dan struktur fisik. 
Pada proses pembelajaran menganalisis puisi seorang pendidik harus memilih puisi sesuai dengan karateristik siswa sejalan dengan hal itu Zawawi Imron,(2009:1) menyatakan bahwa memilih puisi sebagai bahan ajar di sekolah perlu menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan berbasis sastra dan pendekatan berbasis kurikulum. Dalam memilih materi ajar puisi dengan menggunakan pendekatan berbasis sastra, ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan, yakni bahasa, kematangan jiwa, dan latar belakang budaya siswa. Bahasa puisi bersifat sugestif (penyaranan), asosiatif (pertalian), dan imajis (pembayangan). Mengingat sifat bahasa puisi yang semacam itu, akan terbuka peluang yang begitu luas dan terbuka kepada siswa untuk menafsirkan sendiri puisi yang bersangkutan (multitafsir).

Daftar Pustaka
Muslimat, 2008, Memahami Pergesaran Nilai Sastra Untuk Pengayaaan Pengajaran Sastra, Makalah
D. Zawawi Imran, 2009, Puisi, dan Bahan Ajar, sawali.info,





Tidak ada komentar:

Posting Komentar