Minggu, 15 April 2012

Cinta Pertama di Halte

Langit senja itu tiba-tiba berwarna pekat, tiupan angin sangat kencang, kilat dan petir hanya berselang detik kemudian meledakkan suara dahsyat, deras air membasahi bumi pertiwi, basah, dan kemudian air itu tergenang. 1 jam, waktu cukup lama untuk duduk menunggu derasnya hujan.
Halte bus penuh dengan manusia-manusia yang menunggu redanya hujan, ada puluhan orang disitu, juga Dahlia. Ia baru saja pulang dari les di sekolah. Ia basah kuyup menunggu bus mengantarnya.
“Kamu basah kuyup” Tanya Wahyu
“Ya…Aku lupa bawa payung”
Bus penjemput datang. Dahlia dan wahyu naik dan bus tersebut mengantarnya. Mereka memang se arah dan selalu bersama-sama dalam bus tersebut, hampir tiap hari jika Wahyu tak mengendarai roda dua. Walau mereka beda sekolah.
“Kamu duduk di situ” Menunjuk bagian tempat duduk yang kosong
“Kamu…”Sahut Lia
“Aku berdiri saja, kamu kan perempuan”
“Makasih”
25 Menit berdiri, Wahyu merasa pegal juga, namun karena tak ingin melihat seorang gadis menderita akbiat tak kebagian tempat duduk, maka ia rela untuk berdiri dan memberikan kepada Lia tempat duduk yang kosong tersebut. Tak lama dalam perjalanan orang yang disamping Lia berdiri hendak turun.
“Dek..Kamu duduk di sini, aku sebentar lagi turun di depan” sahut penumpang yang duduk di samping Lia
“Terima Kasih Kak…”
Mereka berdampingan namun tak saling bertutur sapa, yang ada hanya tanda tanya di kepala Wahyu dan Lia, entah..mau mulai darimana pembicaraan sedangkan mereka baru berkenalan, walaupun mereka selalu bersama dalam bus.
20 menit tak ada sepata kata pun yang keluar, baik dari mulut Wahyu maupun dari mulut Lia. Wahyu memperhatikan Lia merasa kedinginan, ia mengeluarkan Jaket dan memberikan ke Lia.
“Maaf..kalau kamu tak keberatan, ini saya pinjamkan jaket”
“Terima kasih…saya merepotkan”
“Tak apa…pakaianmu basah, dan kau perempuan”
Lia memakai jaket tersebut, tak lama kemudian, wahyu turun dari bus tersebut, belum sempat berbicara panjang lebar.
Esoknya dengan niat, Lia mau mengembalikan jaket yang ia pinjam dari Wahyu, ia mencarinya di atas bus…sesekali matanya liar ingin melihat wajah dari Wahyu namun tak jua ia dapatkan. Dalam hati ia kerap bertanya ke mana wahyu, apa ia sakit karena kemarin kehujanan, atau ia sudah terlebih dahulu berangkat ke sekolah, atau mungkin dia mengendari roda duanya ke sekolah. Pertanyaan itu menjadi teman hingga turun di depan SMA Negeri 2 Maros.
“Hay…Lia…Wajahmu kok murung…., ada apa cantik?”
“Hay..Rah….Ngak apa-apa”
“Lho…kok jaket kak wahyu ada sama kamu?”
“Oh…kemarin aku telat pulang, dan pakaianku basah, jadi Kak wahyu meminjamkan aku”
“Ehm….”
Suara bel berbunyi, penanda jam pertama, Lia dan Rahma bergegas ke kelasnya, karena materi pelajaran kali ini olah raga. Siswa kelas XII IPA1 mengganti pakaian dari putih abu-abu ke pakaian olah raga, ada pula yang memang sudah mempersiapkan sebelumnya.
“Lia…kamu dengan kak Wahyu, uda jadian? Bisik Rahma
“Ah….tidak kok….kami cuma berteman, itupun baru aku kenal kemarin”
“Kamu serius….? Dengan nada penasaran
“Kak wahyu pernah bercerita kepadaku bahwa sebenarnya ia suka ke kamu, ia rela berdesak-desakan di atas bus yang kamu tumpangi hanya mau menatap kamu, katanya senyum, dan matamu yang memikat dia”
“Dari mana kamu tahu….”
“Bagaimana aku tidak tahu, kalau aku tetangga dengan dia, ia selalu ke rumahku, untuk menanyakan kamu ke sekolah atau tidak, dia pernah mengatakan bahwa ia baru kali ini jatuh cinta”
Rupanya cinta telah terpaut dalam hati Wahyu kepada Dahlia, ia rela kehujanan dan kedinginan untuknya. Pagi itu, Dahlia tahu segalanya dan disaksikan oleh embun yang memancarkan cahaya air di daun.

1 komentar:

  1. ok gank berkunjung juga ya...
    cerpenku > ....jenis perasaan yang acapkali meletup-letup mencumbui adrenalin. Perasaan itulah yang saat ini mengendap diruang kesadaran, hal ini kusebut "panggilan arwah"hantu sumiati .http://www.sangbaco.com/2012/01/panggilan-arwah-sumiati-pelajaran.html

    BalasHapus