“Jamaah....oh
Jamaah...Alhamdudillah...” siapa yang tak kenal dengan
kalimat ini, kalimat yang kerap dilontarkan oleh Ustas Kondang yang sekarang
namanya telah melejit. Yaitu Ustas Maulana. Kalimat ini mungkin tak asing bagi
kita karena kalimat ini telah menjadi trend pada masyarakat umum. Namun, bukan
kalimat ini saja yang dilontarkan oleh beliau. Akan tetapi, kata “Iye..” ternyata juga melekat pada semua
benak ummat yang ada di Indonesia, melihat secara sepintas kata “Iye” ini
bukanlah kata Bahasa Indonesia yang baku karena kata “Iye” ini berasal dari bahasa Bugis-Makassar yang berart
“Iya” atau “Ya”. Pada Kamus Bahasa Indonesia yang pimpinan redaksinya adalah Dendy
Sugono mengartikan kata “Iya” atau “Ya” yaitu kata
untuk (1) menyatakan setuju (membenarkan dsb); ia; (2) untuk
memastikan,menegaskan dl bertanya . . . ,bukan?; (3) tah, gerangan; (4) untuk memberi tekanan pada kata yang di depannya; .
Kata
‘Iye’ dilontarkan oleh Ustas Maulana ini ketika menyapa jamaah dengan gaya atau
stile-nya sendiri..dengan ucapan jamaah....para jamaah akan mengatakan iye... ini berarti bahwa kata "iye" ini
sudah menjadi milik semua masyarakat Indonesia bukan hanya milik orang
Bugis-Makassar.
Kata “Iye”
ini sudah layak menjadi bahasa Indonesia yang baku karena dalam pembakuan
bahasa salah satunya adalah menyerap kata yang berasal dari bahasa Asing atau
Bahasa Daerah. Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa
daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya
disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa kata.
(http://id.wikipedia.org).
Salah satu bahasa daerah yang diserap pada Bahasa Indonesia yang baku
adalah Bahasa Daerah yang berasal dari bahasa Sansakerta. Salah satu alasan dipungut
bahasa sansakerta dijadikan kosa kata bahasa Indonesia yaitu alasan
linguistik: Fonologi bahasa Sanskerta, pelafalan fonem sangat bersesuaian
dengan lafal bahasa kita. Pada umumnya kata dasarnya berakhir dengan suku kata
hidup vokal “a”. (Enuh Zaenuddin)
Huruf vokal yang dikenal yaitu a, i, u, e, dan o. Sementara
kata “Iye” memiliki huruf vokal yang akhirnya e. Jadi, kata “Iye” ini dapat
dijadikan kata bahasa Indonesia yang baku.
Daftar Puskata:
Sugono, Dendy. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan_dalam_bahasa_Indonesia
Diakses pada tanggal 19 Desember 2012
Zainuddin, Enuh.
Tanpa Tahun. Sambutriksa kosakata Dari
bahasa asing. file.upi.edu/Direktori/...BAHASA...BAHASA.../6_BBM_4.pdf
diakses pada tanggal 19 Desember 2012
Sumber gambar: ramadan.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar